Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) menyelenggarakan Temu Ilmiah Nasional (TIN) 2023 di Patra Hotel & Convention, Semarang, Jawa Tengah sejak 16 Juni hingga 18 Juni 2023 bertajuk Peningkatan Peran Tenaga Gizi dalam Mendukung Transformasi Kesehatan untuk Percepatan Penurunan Stunting dan Penyakit tidak Menular (PTM).
Acara Temu Ilmiah Nasional PERSAGI dilaksanakan dalam bentuk plenary dan simposium dimulai dengan penyampaian keynote speech oleh Menteri Kesehatan secara daring, lalu Gubernur Jawa Tengah, Wali Kota Semarang, hingga Dewan Pimpinan Pusat PERSAGI langsung pada acara tersebut.
Selanjutnya, simposium secara paralel dengan topik pemahasan berbeda yang dibagi menjadi 3 ruang, yaitu Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI), Indonesian Sport Nutrition Association (ISNA), dan Asosiasi Nutritionis Indonesia (ASNI).
Universitas Muhammadiyah Bogor Raya (Umbara) turut serta dalam acara Temu Ilmiah Nasional tersebut yang diwakili oleh Kepala Departemen Program Studi Gizi bersama peserta lainnya yang terdiri dari perencana dan pengelola program gizi tingkat pusat dan daerah, anggota PERSAGI, dosen, mahasiswa, peneliti bidang gizi, Dinas Kesehatan, rumah sakit, sampai dunia usaha dan industri.
Kegiatan yang dihadiri oleh hampir seribu peserta tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tenaga gizi tentang transformasi kesehatan mutakhir, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang gizi dan dietetik dalam percepatan penurunan stunting dan pencegahan PTM di Indonesia.
Hasil Studi Status Gizi Indonesia Tahun 2022 menunjukkan angka stunting sebesar 21,6 persen yang mengalami penurunan sebanyak 2,8 persen dari sebelumnya.
Namun, angka tersebut masih di atas standar WHO yakni sebesar 20 persen dan target RPJMN Tahun 2022 sebesar 18,4 persen.
Sementara itu, kasus anemia ibu hamil berusia 15-24 tahun mencapai 84,6 persen, cakupan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri hanya 1,4 persen yang mencapai target, serta prevalensi berat badan lebih pada dewasa >18 tahun meningkat dari 11,6 persen menjadi 13,6 persen dan obesitas dari 14,8 persen menjadi 21,8 persen.
Tentunya kondisi-kondisi tersebut dapat berdampak pada peningkatan penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, hipertensi, struk, jantung, dan penyakit lainnya.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PERSAGI Rudatin mengungkapkan, banyak faktor yang menyebabkan stunting masih menjadi problem yang harus disikapi secara serius.
“Kasus diabetes pada anak dengan rentang usia 5 sampai 12 tahun meningkat 70 kali lipat sejak tahun 2018,” jelas dia dalam acara TIN PERSAGI tersebut.
Oleh karena itu, peran dan keterlibatan institusi terkait dalam hal ini organisasi profesi yang membidangi persoalan kesehatan dan ruang lingkupnya menjadi sangat penting, seperti para ahli gizi, dosen, peneliti, dokter, bidan, perawat, dan masih banyak lagi.
“Bersama-sama kita bisa mewujudkan Gizi Baik, Bangsa Sehat, Negara Kuat,” pungkas dia. (IPW)